Meskipun Allah SWT tidak memiliki jenis kelamin, Allah sering disebut "He" dalam bahasa Inggris dan "Huwa" dalam bahasa Arab. Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa kata ganti yang identik dengan jenis kelamin laki-laki digunakan untuk menyebut Allah?
Alasan penggunaan kata ganti "He" atau "Huwa" untuk Allah SWT:
1. Keterbatasan Bahasa
Bahasa manusia memiliki keterbatasan dalam mendeskripsikan Allah SWT yang transenden dan tidak terikat ruang dan waktu. Kata ganti "He" atau "Huwa" dipilih sebagai representasi yang paling mendekati, meskipun tidak sempurna, untuk menggambarkan keesaan dan keagungan Allah.
Nah, Dalam konteks agama pun, konsep tentang Allah sering kali melampaui pemahaman gender manusia. Allah dianggap sebagai entitas transendental yang tidak terikat oleh atribut fisik atau gender seperti manusia. Oleh karena itu, penggunaan kata ganti "He" tidaklah dimaksudkan untuk menyatakan bahwa Allah memiliki gender, tetapi lebih sebagai cara untuk menyampaikan hubungan personal antara Allah dan manusia dalam bahasa yang dimengerti oleh manusia.
2. Tradisi dan Konteks Budaya
Bahasa Arab, sebagai bahasa utama Islam, memiliki tradisi gramatikal di mana kata ganti "Huwa" digunakan untuk entitas tunggal yang tidak berjenis kelamin. Penggunaan "Huwa" untuk Allah SWT sejalan dengan tradisi ini.
Dalam bahasa Inggris pun, kata ganti tunggal "he" sering digunakan untuk merujuk kepada entitas tunggal yang tidak memiliki gender spesifik. Ini adalah konvensi linguistik yang telah ada dalam bahasa Inggris untuk merujuk kepada sesuatu yang abstrak atau tak berwujud.
3. Penekanan pada Keesaan Allah
Penggunaan kata ganti "He" atau "Huwa" menegaskan keesaan dan keesaan Allah SWT. Kata ganti ini membedakan Allah dari makhluk ciptaan-Nya yang memiliki jenis kelamin.
Mengapa tidak menggunakan "it" saja (dalam bahasa Inggris) jika dimaksudkan untuk netralitas gender? Karena "it" biasa digunakan sebagai kata ganti benda mati atau hewan, maka tidak tepat digunakan sebagai kata ganti Allah SWT.
Penggunaan kata ganti "He" atau "Huwa" juga merupakan bentuk penghormatan dan menjaga kesucian Allah SWT. Menghindari antropomorfisasi atau penyamaan Allah dengan makhluk ciptaan-Nya.
4. Pemahaman Kontekstual
Dalam Islam, Allah tidak terbatas oleh konsep gender manusia. Allah dianggap sebagai entitas yang luar biasa dan tak terbandingkan dengan ciptaan-Nya. Oleh karena itu, penggunaan kata ganti "he" tidak dimaksudkan untuk menyatakan bahwa Allah memiliki gender, tetapi lebih sebagai cara untuk menyampaikan keagungan dan kekuasaan-Nya kepada manusia.
5. Memahami Sifat-sifat Allah
Meskipun Allah SWT tidak memiliki jenis kelamin, tapi Dia memiliki sifat-sifat yang dikaitkan dengan maskulinitas dalam budaya dan tradisi, seperti kekuatan, kebijaksanaan, dan keadilan. Penggunaan kata ganti "He" atau "Huwa" dapat membantu memahami sifat-sifat ini.
Penting untuk diingat bahwa:
- Penggunaan kata ganti "He" atau "Huwa" untuk Allah SWT tidak berarti bahwa Allah memiliki jenis kelamin laki-laki.
- Kata ganti ini hanyalah representasi yang tidak sempurna untuk menggambarkan Allah SWT yang transenden.
- Fokus utama dalam memahami Allah SWT adalah sifat-sifat dan keesaan-Nya, bukan jenis kelamin-Nya.
Kesimpulan:
Penggunaan kata ganti "He" atau "Huwa" untuk Allah SWT memiliki alasan linguistik, budaya, dan teologis. Meskipun Allah SWT tidak memiliki jenis kelamin, kata ganti ini digunakan sebagai representasi yang paling mendekati untuk menggambarkan keesaan, keagungan, dan kesucian-Nya.